Assalamu 'Alaykum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
Mimika, 12 Januari 2020 | Alhamdulillah, kita telah sampai di tahun 2021. Bagaimana kabar kalian? Semoga Allah Memberkahi Anda selalu. Awal tahun ini dibuka dengan berita duka yang membuat kita semua harus merenung, yakni kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182. Saya dan seluruh keluarga besar ANDA CorpLTD turut berbelasungkawa atas kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 tersebut, semoga Allah memberikan tempat terbaik bagi para korban di Sisi-Nya, dan semoga Allah memberikan kelancaran kepada seluruh tim pencari, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran. Aamiin.
Ucapan tersebut sebagai pembuka pada artikel kali ini. Tapi seperti pada judul, saya akan membahas dan sekaligus sedikit curhat tentang apa saja yang membuat karier kami, sebagai seorang musisi indie hancur lebur. Artikel ini saya tujukan kepada semua orang, bagi para musisi indie dan juga bagi para pendengar. Jadi artikel ini akan mencakup semua. So, let's check it out.
Musisi yang terkenal, siapa yang gak pingin sih? Semua musisi pasti ingin seperti itu. Kalau ada yang nggak, maka saya bisa memakluminya, bahkan saya sangat apresiasi kepada kalian yang seperti itu. Saya ingin belajar dari keteguhan hati Anda. Tapi, untuk mencapainya, butuh kerja keras dan kesabaran yang tinggi. Seperti halnya sagu, tak mungkin papeda yang terhidang di meja langsung jadi, perlu proses yang jujur, melelahkan, mulai dari menebang pohon sagu, memerasnya, disaring, dan macam-macam lagi, yang jujur itu sebuah pekerjaan yang panjang. Tapi, ada saja orang-orang yang ingin jalan pintas untuk mendapatkan kesuksesan itu. Mereka menghalalkan cara-cara buruk untuk mencapainya. Disini saya akan membahas tentang Spotify Fake Streams, atau kalau orang Spotify bilang, Artificial Streams.
Siapa sih yang gak tahu Spotify? Layanan streaming musik ini telah mendunia. Dengan katalog lebih dari 60 juta lagu, Spotify bisa dikatakan raja dalam industri streaming musik. Untuk dalam hal distribusi, hampir semua distributor menawarkan Spotify sebagai layanan utama mereka. Spotify telah menjadi raja di dalam industri streaming musik digital. Dengan banyaknya katalog di Spotify dan beragamnya selera pengguna, pastinya kita tidak bisa memaksa orang untuk mendengarkan musik kita. Karena dari orang mendengarkan itulah, kita bisa mendapatkan royalti (meskipun saya juga tak pernah ambil). Kadang-kadang, ada kalanya kita merasa suntuk dengan jumlah pendengar kita yang tidak kunjung mengalami perkembangan, masih stuck dengan angka-angka itu saja. Dari sinilah, kita memperlukan promosi. Promosi ini ada 3 jenis, yaitu Playlist Pitching, Radio, dan P&R. Untuk kita yang musisi indie, pastilah kita akan menggunakan Playlist, karena kita tahu semua, bahwa sebagian besar pendengar kita dihasilkan dari Playlist.
Untuk memasukkan lagu kita di Playlist tentulah tidak mudah, tim kurator Spotify akan mereview lagu-lagu yang cocok dengan playlist. Kemungkinan dari 60 juta lagu tersebut, apakah lagu kita akan masuk? Hanya Allah yang Tahu. Kembali kepada sulitnya mencari pendengar, ada beberapa orang berusaha untuk mencari jalan pintas untuk mendapatkan banyak stream. Dan kebetulan, ada ehem oknum-oknum nakal yang ingin menyakiti kita. Disinilah yang saya maksud pembunuh karier. Ada beberapa modus yang dipakai oleh oknum-oknum ini, tapi yang paling sering, mereka langsung menawarkan diri kepada si Artis. Awalnya mereka akan memfollow akun sosial media kita, dan biasanya kita akan follback. Setelah itu, mereka akan mengirim pesan kepada kita melalui Direct Message. Mereka akan berpura-pura memberikan solusi agar jumlah pendengar kita bertambah. Mereka biasanya akan memberikan bukti testimoni dari pengguna sebelumnya. Mereka akan mengatakan bahwa layanan mereka ini asli, menggunakan akun asli manusia. Dari sinilah biasanya musisi indie akan tetarik. Mulai lah bencana, si musisi menggunakan layanan tersebut, dan juga membayar. Haa, untuk membayar, dari sinilah yang saya harus luruskan, untuk memasukkan lagu kita ke playlist Spotify, tak ada biaya yang akan ditarik, semuanya gratis. Hal ini senada ketika saya mengadakan pertemuan virtual dengan perwakilan Spotify beberapa hari yang lalu, mereka mengatakan jika ada layanan yang mencurigakan yang menawarkan peningkatan jumlah pendengar melalui sebuah playlist tapi ada biaya untuk hal itu, Spotify memastikan bahwa hal itu adalah layanan Artificial Streams.
Kenapa saya mengangkat konten ini untuk saya tulis di blog saya ini, adalah saya ingin mengedukasi Anda semua untuk berhati-hati dalam memilih layanan. Juga pada awal Januari lalu, saya terkejut dengan kabar buruk yang datang dari salah satu distributor musik terbesar, yaitu DistroKid, yang menyatakan bahwa Spotify telah menghapus banyak konten DistroKid dari Spotify. Segera saya mencari tahu, bahwa sekitar 750000 tracks, dihapus dari Spotify karena terbukti melakukan penggelembungan pendengar secara Illegal. Bukan hanya DistroKid, Spotify juga menghapus banyak konten dari distributor lainnya. Ya, bahwa semua itu disebabkan oleh Artificial Streams. Untuk informasi saja, Spotify sejak tahun 2018, terus melakukan perang terhadap Artificial Streams yang membuat keuangan Spotify tergerus, karena setiap pemutaran di Spotify, akan tetap mendapatkan royalti. Jika pendengarnya tidak nyata, maka Spotify hanya membayar hal kosong. Itulah mengapa Spotify terus melakukan langkah preventif dan perlawanan terhadap segala praktek ilegal ini.
Cara kerja dari Artificial Streams sendiri yang saya kutip dari berbagai sumber, adalah memasukkan sebuah lagu ke playlist yang sudah mereka siapkan, setelah lagu tersebut masuk, maka disinilah kecurangan terjadi, playlist ini akan mengaktifkan bot-bot yang akan memutar lagu secara tidak alami. Biasanya jumlah play dari bot-bot tersebut telah ditentukan sesuai permintaan. Dan kalian yang bertindak sebagai client, akan melihat profil artis, bahwa jumlah pendengar meningkat dan berpikir tentang berapa jumlah royalti yang akan didapatkan. Tapi, jumlah streaming ini adalah palsu, dan pihak CMS Spotify akan menandai lagu Anda yang memiliki jumlah streaming yang tidak wajar. Dalam beberapa hari kedepan, Spotify akan melakukan penyelidikan terkait hal tersebut, dan akhirnya Spotify akan menghapus konten musik kalian dari platform mereka. Disinilah resiko terburuk, musik kita dihapus dari Spotify. Hal yang pasti tidak diinginkan oleh setiap musisi. Maka dari itu, kalian saya sarankan sangat berhati-hati dalam memilih layanan promosi untuk lagu-lagu kalian, karena inilah dunia, banyak orang baik tapi juga banyak orang jahat.
Tapi bagaimana jika kita tak merasa pernah menggunakan layanan Artificial Streams tapi track kita dihapus? Hal ini sebenarnya hal yang sangat rumit, dimana kita harus berjuang keras untuk mendapatkan kembali lagu kita di Spotify. Saya beberapa hari yang dalam pertemuan virtual dengan Spotify, bertanya mengenai hal ini. Mereka menjelaskan untuk mengembalikan rilisan yang hilang, maka si artis ataupun manajer, atau siapapun yang mengelola profil artis di Spotify, harus melampirkan data mengenai jumlah streaming, untuk informasi, di Spotify for Artist ada fitur untuk memantau kinerja musik kita di Spotify. Jika kita yakin, kita mendapatkan jumlah streaming secara organik (alami, bukan bot) maka kita bisa melampirkan bukti tersebut. Bisa statistik data kita, statistik playlist yang kita kurasikan sendiri atau yang lain. Setelah kita memiliki bukti yang cukup, maka kita harus kirimkan bukti-bukti tersebut ke distributor, dan mereka lah yang akan mengurus semua itu ke CMS Spotify.
Dulu, saya pernah mengalami penghapusan konten oleh Spotify ketika saya masih bekerjasama dengan Novecore, waktu itu semua rilisan Novecore dihapus oleh Spotify, dikarenakan ada sebagian client Novecore terbukti menggunakan layanan Artificial Streams. Tapi yang bikin saya heran, kenapa semua rilisan dari satu distributor harus dihapus, padahal Spotify menjelaskan bahwa mereka hanya akan menghapus konten yang terbukti melakukan Artificial Streams. Butuh waktu satu bulan lamanya untuk saya dan tim bisa memulihkan semua rilisan ke Spotify. Dengan distributor baru, kami mengirim ulang semua rilisan ke Spotify. Sampai sekarang, rilisan Novecore tetap belum pulih, dan belum lagi mendistribusikan musik-musiknya ke Spotify karena mereka masih merundingkan kasus ini dengan Spotify. Dari sinilah, saya belajar tentang hal-hal pelanggaran hukum mengenai distribusi musik. Saya mempelajari lebih dalam mengenai hal-hal gelap dalam bisnis musik.
Mungkin, beberapa dari kalian, pembaca yang tidak terlalu peduli, akan beranggapan "alah, cuma satu platform yang hilang, kan masih ada yang lain." Tapi bagi kami para musisi yang telah berjuang beberapa pekan, bulan, bahkan tahun, kehilangan musik kami di salah satu platform itu adalah salah satu hal yang membuat kami terpukul. Karena dengan hadirnya musik-musik kami di platform musik digital saja dan didengarkan oleh setiap orang, merupakan suatu penghargaan tersendiri dari jerih payah kami selama proses produksi. Entah berapapun royalti yang didapat, didengarkan saja oleh orang lain saja, saya sudah merasa bahagia. Dan juga soal gengsi, seperti yang diketahui, Spotify adalah salah satu platform musik digital terbesar dan bahkan orang mengatakan sebagai raja di industri musik digital. Kehilangannya, menjadi hal yang sangat sulit untuk diterima.
Hal lain yang menurut kami para musisi indie membunuh karir kami adalah pembajakan musik di layanan-layanan ilegal. Seperti download free dari berbagai situs tak resmi. Saya sendiri tidak terlalu mempersoalkan tentang hal itu, tapi saya sendiri berusaha untuk mengantisipasinya. Saya mengantisipasinya dengan mengunggahnya secara penuh di akun SoundCloud saya, dimana kalian bisa memainkan lagu tersebut secara penuh, bebas, dan gratis. Apakah kalian mengkhawatirkan royalti saya, saya telah memonetisasi lagu-lagu tersebut, jadi kalian tetap bisa mendengarkan tapi tidak mengurangi hal saya. Dan juga saya mohon untuk tidak mengunggah ulang track-track tersebut ke SoundCloud. Saya sendiri sudah berusaha mencegahnya dengan mengaktifkan ContentID untuk sebagian lagu-lagu saya. Jika kalian ingin mengunggah ulang track-track tersebut, maka mohon hubungi saya. Saya tak akan menarik lisensi dari kalian, tapi saya tolong diberitahu. Juga jika ada yang bersimpati dengan idola kalian yang mungkin musisi indie yang belum terkenal, dan kalian melihat layanan music promotion, mohon jangan pernah menggunakan layanan tersebut, karena nantinya akan berpengaruh pada kami selaku musisi. Kalian berpikir itu akan membantu, tapi sebenarnya kalian membunuh orang yang kalian idolakan.
Saya kira cukup yang bisa saya tulis dikesempatan kali ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca semua. Saya ucapkan terima kasih atas perhatian kalian. Tiada gading yang tak retak. Sekian, terima kasih :)
Wa Assalamu 'Alaykum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh